![]() |
Sumber: Balebengong.id |
Ada yang sudah nonton?
karena lihat di twitter ada beberapa orang yang post dan kasih statement tentang film ini, akhirnya siang kemarin saya download.
kebanyakannya adalah "udah nentuin pilihan belum? coba nonton sexy killers"
atau "yang bela belain pemimpinnya, coba deh nonton sexy killers"
atau "saya pilih golput, karena rakyat akan tetap kalah seperti sexy killers"
jadi, saya pun bertanya film apa ini.
Film Sexy Killers merupakan film dokumenter berdurasi 1 jam 28 menit yang menceritakan tentang perusahaan batubara dan PLTU di beberapa wilayah Indonesia.
Yang menjadi pusat dari film ini adalah tambang batubara di kalimantan timur, PLTU di Karimunjawa, PLTU di Palu dan PLTU di Bali (CMIIW ya).
Film yang diproduksi oleh Whatchdoc Image ini kabarnya membutuhkan waktu 1 tahun dalam proses pembuatannya. Dan sebelumnya ditayangkan dari komunitas ke komunitas,
kampus ke kampus dan desa ke desa. Namun twitt terlama dari film ini di awal April jadi sepertinya baru dirilis.
Saat ini film ini dapat dilihat di channel youtube Watchdoc Image.
Yang menjadi center dalam film ini adalah kisah betapa rusaknya hasil dari pertambangan batubara dan kegiatan di PLTU bagi lingkungan dan warga terdekat.
Scene pertama yang keluar adalah sepasang insan yang sedang bulan madu dan seorang laki-laki sedang mandi.
Saya kurang paham sih kenapa openingnya ini, itu mungkin seninya tapi mari kita abaikan.
Sesi pertama yang di bahas adalah bagaimana rusaknya alam di sekitar penambangan batubara di Kalimantan Timur,
ditangkapnya warga yang melawan aktifitas pertambangan dan meninggalnya anak-anak dikarenakan akibat kolam penambangan yang tidak ditutup kembali.
Sesi selanjutnya menceritakan tentang beberapa PLTU yang mendapat kiriman dari tambang batubara tersebut. Yaitu PLTU di Karimunjawa, Palu dan Bali, center permasalahannya sama.
Yaitu rusaknya alam, rusaknya desa warga, kisah penolakan dan dampak kesehatan bagi warga sekitar PLTU.
Tentu saja ceritanya tidak sesingkat yang saya tulis di atas. Tapi kurang lebih pembahasannya demikian.
Saat menonton ini, emosi kita seolah tertarik dalam pembahasan yang begitu menyanyat hati. Saya pun demikian, ada rasa marah, kasihan, sedih. Terutama saat warga mengeluarkan apa isi hati mereka.
Kemudian, tentu saja saya berterima kasih atas semua tim film dokumenter ini karena sudah berani untuk mengangkat tema ini.
Tapi saya berterima kasih banyak kepada para tim karena sudah menyadarkan saya bahwa ada harga mahal yang harus di bayar untuk kehidupan saya sehari-hari.
Lantas kenapa jadi berujung pada politik?
Pada film ini dijelaskan siapa orang-orang yang memiliki andil besar dalam perusahaan-perusahaan tambang tersebut.
Dan pada diagram tersebut terbawalah Capres dan Cawapres nomor urut 1 dan 2.
![]() |
Sumber: radarcirebon.com |
Pada poster-poster di twitter, mostly dari acara nobar film ini akan diakhiri dengan sesi diskusi.
Karena disini tidak mungkin ada acara nobar film itu akhirnya saya nonton sendiri hahah
dan uniknya adalah banyak dari mereke men twitt bahwa diskusinya pun tiada berujung dan tiada hasil.
Ya tentu saja, karena mereka telah beropini bahwa Capres dan Cawapres yang saat ini maju merupakan dalang dari kerusakan dan kehancuran yang diperlihatkan di Film tersebut.
Dan ya. banyak yang posting mereka memilih golput atau tidak memilih.
Yang membuat saya terheran adalah kenapa film dokumenter ini di tonton dan disebarkan di detik detik akhir saat akan pencoblosan. Dan kenapa pula panitia acara nobar ini mempersiapkan stiker putih bertuliskan Saya Golput (Lihat screenshot di bawah ini)
Siapa sasaran film ini? Tentu saja kebanyakan pasti anak muda (karena dari foto nobar saya belum lihat ada peserta yang berwajah di atas 40 tahunan).
Tak sedikit yang berkomentar dan mengatakan kurang lebih "ahh pantas saja pejabat di daerah kalimantan uangnya banyak, ternyata ini. uang sogoknya besar"
Baik, jadi ujungnya alasan golput adalah karena ketidakpercaan mereka kepada pemerintah. Bahwa siapapun yang akan menang, siapapun yang akan duduk di kursi pemerintahan. Rakyat akan selalu menjadi pihak yang salah dan rakyat akan selalu menjadi pihak yang tersiksa.
Baikkk.....
Tapi mari kita berpikir ulang, lantas apakah golput ini merupakan sebuah solusi?
apa tujuan mereka menggaungkan dan menggait massa untuk golput?
Dalam film ini pula tidak dipampangkan secara nyata apa solusi yang mereka inginkan. Banyak dititik beratkan pada protes warga kepada pemerintah.
Lantas mereka menawarkan bahwa golput adalah solusiya (Sotoy lu ah yu, heyy lihat mereka bahkan sengaja membagikan dan membawa stiker golput)
Sumber: Screenshot twitter |
Sumber: screenshot twitter |
Memang presiden merupakan center pada pemilihan kali ini, tapi lihat kita juga akan memilih DPR, DPRD, DPD. Mereka yang sebenarnya adalah wakil rakyat.
Jika nanti yang menang pada pemilu kali ini wakil-wakil rakyat yang pesanan rakyat (elit). Maka bagaimana pula mereka memperjuangkan rakyat dalam cerita.
Jika legislatif kuat maka kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik. Peraturan tentang Pertambangan Batubara dan tindakan yang perusahaan lakukan dapat terawasi dengan baik
.
Jika Presiden baik sekalipun dengan program yang luar biasa tapi jika legislatif menolak bisa apa itu Presiden.
.
Jadi solusi yang ditawarkan juga sebenarnya bukan solusi. Berpikir bahwa itu adalah solusi dengan mengagungkan idealisme rakyat dan membela kaum tertindas.
Memberikan doktrin antipati yang besar ke kaum muda bahwa politik merupakan dunia kotor yang tidak ada celah untuk mengalirkan air bersih ke warga?
Ntahlah...
Siapapun yang telah menonton film ini dan berpikiran untuk memilih golput.
Tolong dengan sangat, Renungi kembali!
#Tulisan ini dibuat atas dasar opini pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar