Gambar di ambil dari http://islamic-education7.blogspot.com
Assalamu’alaikum, wr.wb ...
Apa
kabar teman temanku sekalian? Apakah baik apa buruk? Harus baik lah. kali ini saya akan mencoba membahas
tentang ilmu yang dikabar-kabarkan adalah salah satu ilmu tertinggi dan
tersulit yaitu ILMU IKHLAS
Sebelumnya,
saya mungkin sama dengan Anda sekalian, saya
penasaran kenapa ya kok IKHLAS itu ilmu termasuk ilmu tertinggi? Yang
tahu jawabannya silakan beri lampu di atas kepala masing-masing J...
>>>> PENGERTIAN IKHLAS <<<<<
Banyak sekali makna kata IKHLAS dari yang tersempit hingga TERLUAS (LEBAR). Pengertian Ikhlas adalah sebuah energi Ilahi yang mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia di muka bumi ini. Kenapa perannya besar? Iya karena dengan ikhlas kita dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh keseimbangan mulai dari keseimbangan jiwa maupun raga dan secara totalitas menyerahkan diri kepada ALLAH SWT tapi inget tawakal dulu. Memang mudah untuk mengatakannya tetapi sungguh sangat sulit sekali pengaplikasiaanya dalam kehidupan sehari-hari. 2 minggu saja Anda hidup tanpa amarah, sangat ikhlas, tawakal, dan berserah diri dengan apa yang ada.. Anda luar biasa apabila mampu untuk melakukan hal tersebut ...
.
Bukan
hanya hal hal di atas tetapi harus ditambah pula dengan mental serta daya juang
yang kuat untuk mencapainya. Ketika kita dihadapkan oleh sebuah realita yang
buruk dalam hidup ini, maka disinilah peran ikhlas ini kita fungsikan. Mengapa
tidak? 7Bahkan disaat senang kita juga
dituntun untuk selalu dalam keadaan ikhlas. Memang letak sulitnya dalam
kehidupan ini adalah ketika manusia dituntut untuk selalu ikhlas dalam keadaan
apapun suka maupun duka. Dan memang itulah kenyataan realita hidup semua
manusia
Lebih
lanjut memaknai sebuah keikhlasan ini adalah bagaimana diri kita selalu
dikondisikan dalam keadaan kosong atau nol, baik itu dengan sholat maupun
zikir. Dengan begitu kita selalu bersih suci, tanpa noda, sekali ada noda
terbersihkan dengan ikhlas ini. Banyak jalan menuju titik ikhlas. Diantaranya
dengan SHOLAT JUGA ZIKIR ATAUPUN MEMBACA AL-QURAN. Namun ini masih sebuah
esensinya, dan eksistensinya sendiri kita serahkan diri kita SECARA TOTAL HANYA
KEPADA ALLAH, lalu kemudian kita tutup dengan zikir sebanyak-banyaknya, se-khusyuk
mungkin ! kalau perlu dan mampu tanpa putus. Yang ada hanya kekosongan dan
kepasrahan. Ketenangan dan kedamaian yang laur biasa. Semuanya menuju ke satu
titik yakni ikhlas. Walapun demikian untuk melaksanakan Ibadah tersebut saja,
terkadang sangat sulit dan terasa berat untuk melakukannya. Iya tidak munafik
termasuk saya dan teman-teman. Padahal disinilah sebuah titik awal dari sebuah
proses keikhlasan itu kita ingin capai.
Begitu luasnya makna dari ikhlas
ini, sehingga bagi para ahli-ahli sufi memberikan berbagai interpretasi dari
hasil penceburan dirinya dalam lautan ikhlas ini bahwa dengan berjuang dalam
eksistensi ikhlas dalam kehidupan di dunia fana ini adalah merupakan salah satu
dari makna jihad untuk bertemu dengan Allah SWT, dengan begitu SECARA TERSURAT
DAN TERSIRAT MENGATAKAN INILAH SEBUAH ILMU TERTINGGI YANG DIBERIKAN KEPADA
MANUSIA, SEBUAH PEMAHAMAN YANG HAKIKI DI ALAM SEMESTA INI.
>>>> MAKNA IKHLAS DALAM
AL-QURAN<<<<<
Kata ikhlas -dalam
tinjauan etimonologi- banyak sekali terdapat dalam al-Qur`an, di antaranya:
Khaalish, yaitu bersih dan tidak
dicampuri noda apapun. Seperti dalam firman Allah, “Ingatlah, hanya
kepunyaaan Allah-lah agama yang bersih.” (QS. Az-Zumar [39]: 3)
Khalashuu, yaitu memproteksi diri.
Seperti dalam firman Allah, “Maka tatkala mereka berputus asa dari
(putusan) Yusuf, mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik.”
(QS. Yûsuf
[12]: 80)
Khaalishah, yaitu khusus untukmu,
sebagaimana dalam firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka
dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Shâd [38]: 46)
Mukhlishan, yaitu orang yang ikhlas
memperjuangkan agamanya hanya untuk Allah semata, dan tidak ada cela sedikit
pun. Kadangkala kata mukhlishan dipadukan dengan kata mukhlishin.
Seperti dalam firman Allah, “Katakanlah, ‘Hanya Allah saja yang aku sembah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.’” (QS. Az-Zumar [39]: 14);
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.’” (QS. Az-Zumar [39]: 11)
Mukhlashan, kadangkala kata ini
dipadukan dengan kata mukhalashin. Seperti dalam firman Allah, “Sesungguhnya
dia adalah orang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi.” (QS. Maryam [19]: 51)
Agar kami bisa
memperjelas makna ikhlas seperti yang terdapat dalam al-Qur`an, maka kami akan
memaparkan beberapa ayat al-Qur`an yang menyinggung kata ikhlas.
Pertama: Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Tuhanku menyuruhku
menjalankan keadilan.’ Dan (katakanlah), ‘Luruskanlah wajah kalian di setiap
shalat dan sembahlah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kami pada permulaan (demikian pulalah) kalian
akan kembali kepada-Nya).’” (QS. Al-A’râf [7]: 29)
Kata “al-Qisth”
dalam ayat di atas berarti konsisten dan bijaksana. Makna ayat tersebut adalah,
Allah memerintahkan kalian untuk beribadah hanya kepada-Nya di setiap waktu dan
tempat. “Mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya.” Maksudnya, hendaknya kalian
mengkihlaskan ketaatan kalian untuk mengharapkan keridhaan Allah.
Ibadah kepada
Allah tidak dianggap benar kecuali sesuai dengan apa yang datang dari sisi
Allah melalui sabda Nabi-Nya Rasulullah Saw., dan harus bersih dari segala
bentuk penyekutuan.
Kedua: Allah Swt. berfirman, “Dan mereka yakin bahwa mereka telah
(terkepung) bahaya, maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan
ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata), ‘Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang
yang bersyukur.’” (QS. Yûnus [10]: 22)
Maksudnya tidak
menyekutukan Allah dengan apapun. Karena saat itu mereka tidak berdoa kepada
selain Allah seraya berkata, “Jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini,
pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur,” yang tidak
menyekutukan-Mu dengan siapa pun.
Ketiga:Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Kami
menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur`an) dengan (membawa) kebenaran. Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya
kepunyaan Allah-lah agama yang bersih.” (QS. Az-Zumar [39]: 1-2)
Yakni Kami
bersihkan agama ini dari syirik dan riya dengan tauhid dan mensucikan rahasia.
Ajaklah manusia untuk melakukan hal itu dan beritahukanlah kepada mereka, bahwa
ibadah tidak layak dipersembahkan kecuali kepada Allah. Tiada sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu Allah berfirman, “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama
yang bersih,” yakni, Allah tidak menerima amal seseorang kecuali jika amal
itu dipersembahkan hanya kepada-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya.
Qatadah berkata, “Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih.” Yakni kalimat syahadat,
tiada Tuhan selain Allah.
Keempat:Allah Swt. berfirman, “Maka sembahlah Allah dengan
memurnikan ketaatan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak
menyukai(nya).” (QS. Ghâfir [40]: 14)
Maksudnya,
murnikanlah ibadah dan doa kepada Allah Swt. serta jauhilah perilaku dan aliran
orang-orang musyrik.
Kelima:Allah Swt. berfirman, “Dialah Yang hidup kekal,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Ghâfir [40]: 56)
Maksudnya, Dialah
Dzat Yang Mahahidup selama-lamanya. Dialah Yang pertama dan Yang terakhir, Yang
zahir dan Yang batin. “Tiada Tuhan selain Allah,” maksudnya tiada yang sanggup
menandingi dan menyukutukan Allah. “Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah
kepada-Nya,” maksudnya mengesakan Allah seraya berikrar bahwa tiada Tuhan
selain Allah. “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Ibnu Jarir
ath-Thabari berkata, “Ada sekelompok kaum intelektual menyuruh orang yang
berkata, “Tiada Tuhan selain Allah,” untuk mengiringinya dengan ucapan, “Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” Sebagai manifestasi pengimplimentasian
ayat di atas.
Keenam: Allah Swt. berfirman, “Maka apabila mereka naik
kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka
tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah). Agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan
kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya itu).” (QS. Al-’Ankabût [29]:
65-66)
Menurut mufassirin
(para ahli tafsir), yang dimaksud dengan ayat “Mereka berdoa kepada Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya,” adalah mereka tampak seperti orang yang
memurnikan agama karena Allah semata, dia itu termasuk bagian dari orang-orang
mukmin yang aktivitasnya hanya mengingat Allah, dan dia tidak pernah memohon
kepada selain Allah. “Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat,”
dan Allah menempatkan mereka di daratan, dengan seketika mereka beriman kepada
Allah setelah mereka dihantui rasa takut yang amat sangat. “Tiba-tiba mereka
(kembali) mempersekutukan (Allah).” Yakni kembali melakukan kesyirikan. “Agar
mereka mengingkari nikmat yang Kami berikan dan agar mereka (hidup)
bersenang-senang dalam (kekafiran),” Yakni kembali kepada kekufuran dan
mengingkari nikmat berupa keselamatan, yang semata-mata hanya untuk mendapatkan
kesenangan dan kelezatan. Berbeda dengan keadaan orang-orang mukmin yang
mensyukuri nikmat Allah, ketika diberikan keselamatan maka mereka jadikan
nikmat itu sebagai pemacu untuk meningkatkan ketaatannya.
Ketujuh: Allah Swt. berfirman, “Katakanlah, ‘Apakah kalian
memperdebatkan dengan Kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan
Tuhan kalian; bagi kami amalan kami, bagi kalian amalan kalian dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.’” (QS. Al-Baqarah [2]: 139)
Maksudnya, apakah
kalian akan mendebat kami tentang Allah dan tentang terpilihnya Nabi dari Arab
yang bukan dari golongan kalian, seraya kalian berkata, “Jika Allah menurunkan
(wahyu) kepada seseorang, niscaya Dia juga menurunkan wahyu kepada kami.” Dia
melihat bahwa kalian lebih berhak menyandang kenabian daripada kami. “Padahal
Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kalian.” Kita sama-sama hamba-Nya, Dia adalah
Tuhan kita. Dia mencurahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada siapa saja yang Dia
kehendaki. “Bagi kami amalan kami, bagi kalian amalan kalian.” Maksudnya, amal
itu merupakan asas daripada perintah. Jika kalian memiliki amalan, kami juga
demikian. “Dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.” Yakni kami hanya
mengesakan dan
beriman kepada Allah, sedang kalian menyekutukan-Nya.
Orang-orang yang ikhlas lebih patut mendapat kemuliaan dan lebih berhak
mendapat cap kenabian daripada yang lainnya.
Kedelapan: Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (di tempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka
mereka itulah adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisâ` [4]:
146-147)
Maksudnya, orang-orang
munafik akan mendapatkan balasan atas kekafiran mereka yang busuk pada hari
kiamat kelak. Mereka akan di tempatkan di bagian bawah Neraka Jahannam. Tidak
ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka, dan tidak ada yang sanggup
mengeluarkan mereka dari azab yang pedih. Namun demikian, barangsiapa yang
bertaubat ketika berada di dunia, niscaya Allah akan menerima taubat dan
penyesalannya, selama taubat yang dia lakukan benar-benar ikhlas dan dia
memperbaiki amalnya. “Berpegang teguh kepada Allah dalam semua urusannya.”
Yakni, mereka mengubah sikap riya menjadi sikap ikhlas sehingga dicatat sebagai
amal shaleh, meskipun hanya sedikit.
Kedudukan Ikhlas
Rasulullah SAW. Pernah bersabda, “ Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Dalam hadist lain Rasulullah SAW. bersabda,“ Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”
Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“ Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini,“ Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,“ Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”
Dari beberapa contoh hadist di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.
Ciri-Ciri Orang Ikhlas
Rasulullah SAW. Pernah bersabda, “ Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Dalam hadist lain Rasulullah SAW. bersabda,“ Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”
Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“ Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini,“ Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,“ Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”
Dari beberapa contoh hadist di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.
Ciri-Ciri Orang Ikhlas
- Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)
- Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
- Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
- Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Pengelompokan Ikhlas
1. Iklhas Mubtadi’ : Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi di dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang mubtadi’ bisa terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh biasanya ia tidak akan istiqamah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnyapun akan berhenti.
2. Ikhlas Abid : Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari riya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka. Ibadah seorang abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak mengetahui mana yang harus dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan (muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menganggap semua ibadah itu adalah sama.
3. Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah, bukan ingin surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi perintah dan mengagungkan-Nya.
4. Ikhlas Arif, yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah.
Manfaat dan Keutamaan Ikhlas
- Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
- Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT.
- Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
- Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah SWT.
- Doa kita akan diijabah.
- Dekat dengan pertolongan Allah.
- Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
- Akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari kiamat.
- Allah SWT akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
- Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
- Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
- Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT)
Luar Biasa Banyak ya? 😁
Cara Mencapai IkhlasCara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastilah aku
termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77).
Ikhlas dan Eksak
Ternyata ilmu eksak bisa menjelaskan arti ikhlas
loh, coba kita analogikan seperti ini :
- jika kita memberi satu lalu mengharapkan
kembali dua, maka hasil yang akan kita dapatkan adalah setengah;
- jika kita memberi satu lalu mengharapkan
kembali satu, maka hasil yang akan kita dapatkan adalah satu;
- jika kita memberi satu tetapi tidak
mengharapkan imbalan (ikhlas), maka hasil yang akan kita dapatkan adalah
tak terhingga.
Hidup itu memang menarik, karena suatu hal yang kecil
sekali pun bisa merubah hidup seseorang, dan tidak selamanya suatu kejadian
yang besar bisa merubah hidup seseorang.
Dan demikianlahh tadi uraian dari segala macam sumber tentang ikhlas😋
masalah segede apapun, segede marmot, sekecil semut, rezeki sekecil tungau, sebesar yupiter .. kalo kita sadara dan ingat Allah insyaAllah pasti Allah akan memberikan hati ketenangan yang sangat tenang..
.
Wassalamualaikum Wr. Wb
0 komentar:
Posting Komentar