Sebenarnya topik basi sih ini tapi iya karena saya sudah
lama sekali tidak muncul karena UAS kemudian disusul pulang kampung libur
lebaran.. *Alasan haha
Jadi ini masuk di topik opini lagi sepertinya menanggapi hal
lalu yang telah basi yaitu
Tampilnya Demian di America’s got Talent
Saya sendiri pertama lihat penampilan Demian dari Line
Today. Kemudian saya tonton sampai habis reaksi saya adalah “Wohooo keren,
bisaan ih”
Dan 1 hari kemudian saya buka instagram rame tuh ..
Mulai dari berita “Istri Demian Lebay”, “Trik Sulap murahan
Demian” dan hal lain yang secara tidak langsung memojokkan penampilan Demian di
Ajang Internasional tersebut. Kemudian di Youtube juga mulai bertebaran video
bagaimana trik sulap Demian yang rata rata diungkapkan juga oleh sesama profesi
Pesulap ... *yaeelllahhh.
Yang mau saya BOLD di
sini adalah Jadi, Apa masalahnya??
Apa susahnya menghargai orang bu pak?
Anda tahu kenapa jurusan
Seni (Baik seni teater, tari dan lain lain) sepi peminat ..
Iya ini gini. Negara kita mayoritas masyarakatnya masih
belum bisa menghargai seni. Sulap itu
seni, Sulap yang pasti selalu ada triknya kecuali kalau dia black magic.
Terserah mau triknya mudah atau susah yang jadi intinya
adalah sulap itu untuk dinikmati pertunjukannya.
Dan yakin lah mereka mereka yang mengungkapkan triknya
Demian adalah mereka yang menonton video itu berulang kali. *ini masalah lama,
kalau kita melakukan sesuatu yang berulang otomatis akan timbul kejenuhan.
Sekali nonton :
wuuaahhhh bagus
Dua kali nonton : hmmm bagus
Tiga kali nonton : bagus
Empat kali nonton : eh bentar gua tau ni celahnya
Lima kali nonton : ya elah gini doang triknya.
Dan mulailah berkoar koar. “Ahh triknya gini doang mah mudah .. gua juga bisa kali.” “Etdah gini doang, harusnya lebih susah dong”
dan lain sebagainya .. tanpa sadar kalau dirinya awalnya begitu terkagum kagum
di awal .. -_- kan ingin berkata kasar jadinya haha
Pindahlah saya ke Youtube ada video yang mengungkapkan
triknya dan awalnya si pembuka trik berkata “ini adalah sebagai kritik dan saran yang membangun ya semoga kedepannya
Demian mampu membuat trik yang lebih sedikit susah lagi” iya kurang lebih
lah gini gak mirip mirip amat.
Lah terus kalau semua trik di beberin hilang dong unsur seni
sulap nya.
Sebenernya yang baca ini juga pasti ngerti alur pembicaraan
saya.
Berapa banyak pekerja seni yang sudah berupaya sekuat
mungkin tetapi tidak mendapatkan “penghargaan”
dari masyarakat? Berbicara seenak jidat dengan dalih “ini kritik yang membangun”. Bahkan Deddy Corbuzer *ini nulisnya bener ga?* pun berhenti dari
dunia persulapan karena apa? Karena seperti ini seperti yang terjadi pada
Demian *you know what i mean.
Dan tidak sedikit dari teman teman kita yang memiliki bakat
di seni dan berminat mempelajari seni di perguruan tinggi harus mengubur dalam
dalam cita-cita mereka. Karena apa? Karena orang tua dan mayoritas orang akan
berpikir. MAU JADI APA KAMU?
.....
Selanjutnya .
“istri demian lebay
ihh, biasa aja kali mukanya”
Ini yang komen bingung saya, perempuan kah? Laki laki kah?
Atau tidak punya gender? Ehh -_-
Kakak kakak yang namanya pekerjaan pasti punya resiko. Walau
karyawan sekalipun.
“lah kan itu sudah
pekerjaan dia kan?”
Iya tapi kan bukan berarti peluang untuk gagal nya 0 kan?
Sebagai istri yang sayang kepada suami iya wajar lah beliau
berekspresi seperti itu.
Orang saya saja kalau lihat bapak saya ngerjain genteng aja
deg deg an khawatir *note : pekerjaan bapak kuli bangunan. Yang otomatis sudah
jadi pekerjaan sehari harinya .
Yang bisa bermuka flat sedangkan orang yang disayanginya ada
peluang untuk celaka. Sepertinya perlu konsultasi ke psikolog terdekat.
.
Yo wes ngono wae *ya udah gitu aja.
Berantakan? Hehe kritik dan saran langsung ke penulis saja
kontak ada di box samping.
Dari fenomena Demian ini saya berharap semoga masyarakat
Indonesia mampu mengambil hal hal positif sebanyak mungkin dan mampu
meningkatkan rasa menghargai antar satu dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar